PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penanganan
hasil pertanian pasca panen merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga
kualitas produk dalam jangka waktu yang cukup lama. Seperti yang kita ketahui
bahwa produk pertanian merupakan produk yang cepat rusak sehingga memerlukan
fasilitas penyimpanan khusus yang dapat menghambat aktivitas organisme yang
mengakibatkan membusuknya sayuran dan buah-buahan.
Respirasi
pada buah dan sayuran masih berlangsung setelah dipanen, sampai buah dan
sayuran tersebut membusuk. Untuk berlangsungnya respirasi diperlukan suhu
optimum, yaitu suhu dimana proses metabolisma (termasuk respirasi) berlangsung
dengan sempurna. Pada suhu yang lebih tinggi atau lebih rendah dari suhu
optimum, metabolisma akan berjalan kurang sampurna bahkan berhenti sama sekali
pada suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Setiap penurunan 80C
pada suhu penyimpanan, metabolisme berkurang setengahnya. Penyimpanan suhu
rendah dapat memperpanjang masa hidup jaringan-jaringan dalam bahan pangan
tersebut karena aktivitas respirasi menurun dan menghambat aktivitas
mikroorganisme. Penyimpanan dingin tidak membunuh, mikroba, tetapi hanya
menghambat aktivitasnya, oleh karena itu setiap bahan pangan yang akan
didinginkan harus dibersihkan lebih dahulu.
Perbedaan
kelembapan pada penyimpanan setiap jenis buah-buahan dan sayuran memiliki
perbedaan yang sedikit, sehingga pengendalian kelembapan umumnya tidak
dilakukan secara presisi, namun perbedaan temperatur penyimpanan pada setiap
jenis buah-buahan dapat berbeda-beda. Berdasarkan uraian tersebut maka kami
memaparkan tentang bangunan peyimpanan dingin sehingga kualitas produk
pertanian dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.
ISI
2.1 Sejarah Pendinginan
Alat pendingin yang pertama digunakan
manusia adalah gua-gua alam, terutama didaerah vulkanik dengan cuaca dingin dan
kering. Dari sini manusia mempelajari bahwa bila dia menggali lubang di dalam
tanah, mereka dapat menyimpan makanannya untuk jangka waktu yang cukup lama.
Menyimpan makanan di dalam air ternyata juga efektif. setelah manusia dapat
membangun rumah, mereka mulai melihat bahwa ruang bawah (basement or cellor)
bisa digunakan sebagai tempat menyimpan, sayuran seperti umbi-umbian, ketimun,
wortel dan seledri. Suhu pada tempat ini ternyata kadang-kadang melebihi 150C,
untuk mempertahankan suhu ini makaruang bawah tanah harus diberi konstruksi
yang dapat menjamin terjadinya penghambatan panas oleh tanah.
Penggunaan es sebagai pendinginan dimulai
tahun 1800 segera didapatkan bahwa bila di tambah garam es kan memberi pengaruh
dingin yang lebib rendah. Pangan yang disimpan di simpan di udara dingin sama
sajahasilnya bila disimpan di dalam es. Pada akhir abad ke 18, penyimpanan
bahan pangan dalam "refrigerator"
atau lemari pendingin mulai dikembangkan. Dalam lemari pendingin, suhu dapat
dicapai jauh lebih rendah daripada menyimpan dengan es, juga dapat digunakan
untuk menyimpan berbagai bahan pangan seperti buah, sayuran, daging, telur dan
susu dalam waktu terbatas.
Perubahan yang disebabkan oleh enzim dari mikroba
dapat dipertahankan walaupun tidak seluruhnya dapat dicegah. Suhu dalam lemari
pendingin berbeda untuk masing-masing tempat di dalam ruang "refrigerator". Suhu yang paling
tinggi adalah pada suhu bagian terbawah dari kabinet dan yang terendah pada
tempat tepat dibawah ruang beku. Umumnya suhu di dalam laci buah dan sayuran
kira-kira 10% atau lebih rendah. Suhu pada bagian tengah lemari pendingin
biasanyaantara 3,3 - 5,50C, dan suhu di bawah ruang beku adalah 1,60C
atau lebih rendah. Setiap saat perlu dilakukan pemeriksaansuhu pada
masing-masing lokasi tadi. Hal ini disebabkan bahan pangan mempunyai suhu
pendingin yang berbeda untuk mempertahankan mutunya. Suhu yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah akan berpengaruh tidak baik pada beberapa bahan pangan.
2.2
Pendinginan
Pendinginan (cooling) adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan
yaitu -2 sampai + 10 C. Pendinginan yang biasa dilakukan sehari-hari
dalam lernari es pada umumnya mencapai suhu 5-80C. Meskipun air
murni membeku pada suhu O0C, tetapi beberapa makanan ada yang tidak
membeku sampai suhu –20C atau di bawah, hal ini terutama disebabkan
oleh pengaruh kandungan zat-zat di dalam makanan tersebut. Pendinginan biasanya
akan mengawetkan berapa hari atau minggu tergantung dari macarn bahan
pangannya.
Umumnya, penyimpanan suhu rendah
dilakukan karena memiliki keuntungan sebagai berikut:
• Terhindar dari serangan kapang dan serangga.
• Mempertahankan kesegaran sehingga kehilangan
nutrisi dapat diperkecil.
• Mutu organoleptik dapat dipertahankan.
• Daya kecambah biji dapat ditahan.
• Tidak memerlukan fumigasi.
Penggunaan suhu
rendah terutama untuk beberapa hasil pertanian tertentu perlu mendapat
perhatian kerena kerusakan fisiologisdapat lebih cepat terjadi terutama justru
pada suhu rendah, misalnya kerusakan akibat proses pendinginan (chilling
injuries) dan kerusakan proses pembekuan (freezing injuries).
2.3 Kerusakan
Akibat Penyimpanan Suhu Rendah
Untuk menjaga mutunya, produk-produk
hortikultura (buah-buahan dan sayuran) memerlukan suhu penyimpanan tertentu,
seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Penyimpanan beberapa buah-buahan dan sayur-sayuran
pada suhu rendah.
Sumber : Potter (1968), Dardjo Somaatmadja (1972).
Kulit adpokat
sering berbintik-bintik hitam dan pada dagingnya sering terjadi perubahan warna
terutama di sekitar biji dan pada serat-serat daging buah. Untuk mencegah hal
tersebut buah adpokat yang masih keras atau belum masak sebaiknya disimpan pada
suhu 7.50C. sedangkan buah yang sudah masak dapat disimpan pada suhu
sekitar 00 C.
Pada kulit mangga juga sering terdapat
bintik-bintik hitam dan pada kelembaban yang lebih tinggi dapat ditemukan spora
kapang pada permukaan bintik-bintik tersebut. Pencegahan yang terbaik adalah
dengan penyemprotan yang teratur pada buah sewaktu masih di pohonnya dan
setelah pemetikan buah disimpan pada suhu 100C.
Pada buah nenas.
bagian yang terkena penyakit (black rot)
biasanya lembek dan berair, sedangkan warnanya mungkin tetap atau berubah
menjadi hitam. Pencegahan dapat dilakukan terutama pada buah yang baru dipetik,
Tangkal bekas patahan atau keratan pisau harus dicelupkan ke dalam larutan yang
mengandung 2,5 persen asam benzoat di dalam alkohol 30 persen. kemudian
didinginkan pada subu 10-130C.
Suhu untuk
penyimpanan pisang terutama pisang ambon yang disiplin pada suhu lebih rendah
dari 13,50C dapat menyebabkan kulit pisang nien. jadi berwarna
abu-abu dan dapat berubah menjadi tua lagi padatempat-tempat yang cacat. Pisang
yang didinginkan biasanya berbintik-bintik hitam pada tangkai dan kulitnya, dan
pada kelembaban yang lebih tinggi sering tampak kapang tumbuh pada permukaan
bintik-bintik tersebut.
Ketimun hendaknya
jangan disimpan pada suhu di bawah 7.50C untuk mencegah terjadinya
perubahan warna yang mengkilat pada kulit dan untuk mencegah dagingnya agar
tidak menjadi lembek.
Pada kol yang
didinginkan akan terjadi bintik-bintik kapang hitam (Alternaria sp.), yang biasanya merupakan pangkal darikebusukan
selanjutnya. Pencegahan yang terbaik adalah usaha untuk menjaga agar daun
jangan sampai cacat, kemudian didinginkan pada suhu O0C. Penyimpanan
pada suhu ini juga tidak dapat terlalu lama karena biasanya akan kelihatan
garis-garis coklat pada tangkai.
Pemetikan dan
perlakuan yang hati-hati pada tomat dapat mencegah kerusakan pada waktu
penyimpanan. Suhu penyimpanan yang baik untuk tomat yang masih mentah (hijau)
adalah 130C, sedangkan untuk tomat masak (merah) 100C.
Suhu di bawahnya dapat mencegah perubahan warna, tecapimempercepat kebusukan.
Kerusakan pada wortel biasanya terlihat pada
bekas keratan dari akar (umbi) yang disebut "black rot". Hal ini dapat dicegah dengari cara menjaga agar
tidak terjadi luka pada wortel, kemudian penyimpanan dilakukan pada suhu 0 -
1,50C. Penyimpanan di bawah suhu 00C akan menyebabkan
wortel menjadi pecah-pecah.
2.4 Beberapa
Perlakuan Pendahuluan Sebelum Pendinginan
Buah-buahan yang akan disimpan pada suhu
rendah haruslah yang bermutu baik dan tidak memar. Buah sebelum didinginkan
harus dicuci dan ditiriskan, buah jangan disimpan dalam keadaan basah, sebab
akan merangsang pertumbuhan kapang dan pembusukan dapat cepat terjadi. Untuk
mengurangi suatu kelayuan dan pengeringan, buah dibungkus dalam kantong plastik
yang berpori-pori agar tetap terjadi sirkulasi udara.
Suhu pendinginan yang digunakan
tergantung pada jenis buah, biasanya suhu pendinginan cocok untuk buah-buahan
seperti strawberry, apel, mangga dan juwet. Sedang pisang, advokat, nenas dan
semangka lebih baik tidak disimpan di dalam lemari es, karena pada suhu di
bawah 13,30C akan terjadi "chilling
inyury". Buah seperti nenas, pepaya dan pisang bila disimpan di dalam
lemari pendingin sebelum matang, setelah dikeluarkan lagi tidak akan mengalami
pematangan yang normal.
Ada beberapa pengecualian pada sayuran, karena
beberapa sayuran paling baik dimakan segera sesudah dipanen. Tanaman terus
bernafas dan terjadi perubahan selama penyimpanan yaitu, gula yang ada
digunakan untuk respirasi. Serat (wood
uess) terbentuk terutama pada sayuran berserat dan kemanisan berkurang
karena gula menghilang. pelunakan terjadi akibat protopektin berubah menjadi
pektin yang larut. Umumnya perubahan-perubahan ini dipercepat pada suhu tinggi
dan terhambat pada suhu yang lebih rendah. Cara mempertahankan mutu sayuran
tergantung pada sifat aslinya. Umumnya sayuran seperti umbi, bawang,.kentang
dan biji-bijian dapat disimpan pada suhu ruang dalam jangka waktu relatif lama
tanpa terjadi penurunan mutu yang serius. Terung, wortel, buncis, ketimun dapat
disimpan padaruang sejuk misalnyapada ruang bawah tanah (basement). Sayuran yang lain sebaiknya disimpan di dalam lemari
pendingin. Sebelum disimpan, sayuran tersebut harus dibungkus dengan plastik
berpori atau daun pisang untuk menghindari kelayuan. Lobak dan wortel dapat
tahan lebih lama di dalam lemari pendingin, asalkan daunnya dilepas. Ercis dan
buncis dapat lebih tahan dan tetap baik bila disimpan dalam bentuk polong.
Jagung manis dapat tetap segar bila disimpan dalam lemari pendingin tanpa di
buka kulitnya. Kentang dan bawang dapat taban lama bila disimpan pada tempat
yang sejuk, kering dan berventilasi.
Suhu yang tinggi dengan kelembaban yang relatif
tinggi penyimpanan menyebabkan pertunasan dan pembusukan. Sebaiknya,
penyimpanan pada suhu rendah (4,40C) atau lebih rendah menyebabkan
terjadinya akumulasi gula sebat aktifitas metabolisme berlangsung agak lambat.
Gula menyebabkan kentang mempunyai rasa manis, rasa yang tidak disenangi dan
menimbulkan reaksi pencoklatan yang terlalu keras pada waktu digoreng. Sayuran
daun membutuhkan penyimpanan dingin dan lembab. Jadi penyimpanan dalam kantong
plastik yang tahan air dapat mengurangi kelayuan.
2.5 Pengaruh
Kelembaban Terhadap Produk Pertanian
Dalam penyimpanan pada suhu rendah,
yang terpenting untuk diperhatikan adalah temperatur dan kelembapan pengawetan
untuk setiap jenis hasil pertanian berbeda-beda. Jika kurang dingin, hasil
pertanian mungkin masih melakukan respirasi dan hama yang tersisa mungkin masih
dapat hidup, sedangkan jika terlalu dingin dapat menyebabkan kerusakan struktur
molekul hasil pertanian akibat membekunya air dalam jumlah banyak sehingga
mengubah rasa dan kualitas. Pendinginan yang terlalu ekstrem juga dapat
menyebabkan penyusutan. Temperatur juga perlu dijaga agar tidak berfluktuatif.
Kelembapan di dalam ruangan
pendingin juga perlu dijaga, karena kelembapan yang terlalu rendah dapat
menyebabkan kelayuan, sedangkan kelembapan yang terlalu tinggi dapat merangsang
pertumbuhan jamur dan kapang. Untuk meningkatkan kelembapan udara, umumnya
dilakukan penyemprotan air ke lantai, sedangkan untuk mengurangi kelembapan,
dapat dilakukan penyebaran bahan-bahan kimia yang dapat menyerap kelembapan
dari udara. Umumnya, buah-buahan yang mengandung banyak air membutuhkan
kelembapan yang lebih tinggi.
Tabel 2 Rekomendasi suhu, kelembapan, dan daya hasil simpan
hasil pertanian
Hasil pertanian
|
Suhu (oC)
|
Kelembapan relatif (%)
|
Umur simpan (minggu)
|
13
|
85-90
|
2
|
|
Pisang Cavendish hijau
|
12,7-14,4
|
85-90
|
3-4
|
Pisang Cavendish matang
|
12,7
|
85-90
|
1
|
9-10
|
90
|
2
|
|
8-10
|
85-90
|
2-5
|
|
10
|
85-90
|
3
|
|
10
|
85-90
|
1-2,5
|
(Satuhu, 1995)
Perlu diperhatikan bahwa masa
penyimpanan juga berpengaruh, karena buah dan sayuran setelah dipanen masih
melakukan respirasi (dan fotosintesis jika masih memiliki klorofil dan jika cahaya cukup). Hal ini
berguna untuk menyesuaikan kematangan buah, karena sebenarnya buah tidak pernah
dipanen dalam keadaan benar-benar matang karena buah harus mengalami proses
pengepakan dan distribusi yang tidak sebentar hingga sampai ke tangan konsumen.
Jika buah dipetik dalam keadaan benar-benar matang, buah akan menjadi terlalu
matang atau bahkan busuk ketika sampai ke konsumen.
Perbedaan kelembapan pada
penyimpanan setiap jenis buah-buahan dan sayuran memiliki perbedaan yang
sedikit, sehingga pengendalian kelembapan umumnya tidak dilakukan secara
presisi, namun perbedaan temperatur penyimpanan pada setiap jenis buah-buahan
dapat berbeda-beda. Misal, apel membutuhkan temperatur penyimpanan antara 2-3oC,
tapi pisang membutuhkan temperatur penyimpanan antara 12-13oC. (USDA,
1976).
Tabel 3 Kerusakan dingin beberapa
buah/sayuran yang disimpan pada temperatur di bawah batas aman
Jenis buah/sayuran
|
Suhu terendah (oC)
|
Gejala kerusakan akibat temperatur
rendah
|
2-3
|
Pencoklatan, lembek, lepuh di
bagian dalam
|
|
Alpukat
|
4-7
|
Daging buah coklat kehitaman
|
Pisang
|
12-13
|
Warna jelek jika matang
|
10-13
|
Kulit seperti melepuh, kehitaman,
dan pematangan tidak merata
|
|
Pepaya
|
7
|
Lubang cacat, gagal matang,
penyimpangan cita rasa, busuk
|
7
|
Bercak-bercak hitam dan kecoklatan
|
|
7
|
Lepuh, lubang noda, dan busuk
|
|
7
|
Lepuh, busuk
|
|
7,2-10,0
|
Pelunakan, busuk
|
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas, kami dapat menarik kesimpulan bahwa penanganan produk pertanian
pasca panen perlu diperhatikan khususnya pada proses penyimpanan. Penyimpanan
produk pertanian dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah
dengan menyimpan produk pada suhu yang rendah atau pendinginan yakni penyimpanan
bahan pangan di atas suhu pembekuan yaitu -2 sampai + 10C hal ini
bertujuan terutama untuk menghindari kerusakan pada produk, menjaga produk dari
serangan kapang dan serangga, mempertahankan kesegaran sehingga kehilangan
nutrisi dapat diperkecil, mempertahankan mutu organoleptik dan menahan daya kecambah biji.
Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penyimpanan pada suhu rendah
yakni kebersihan dan mutu yang baik pada buah serta tidak memar, disimpan dalam
keadaan kering untuk menghindari pertumbuhan kapang dan pembusukan serta
disimpan dalam kantong plastic yang berpori untuk menjaga sirkulasi udara juga bertujuan
untuk mengurangi kelayuan dan pengeringan Suhu yang tinggi dengan kelembaban
yang relatif tinggi penyimpanan menyebabkan pertunasan dan pembusukan.
Sebaiknya, penyimpanan pada suhu rendah (4,40C) atau lebih rendah
menyebabkan terjadinya akumulasi gula sebab aktifitas metabolisme berlangsung
agak lambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar