Translate

Jumat, 12 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM MODULUS YOUNG




BAB I
  PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG

Modulus Young dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai hubungan besaran tegangan tarik dan regangan tarik. Atau
dengan kata lain perbandingan antara tegangan tarik dan regangan tarik. Dengan
mengetahui modulus Young sebuah benda kita dapat menentukan nilai keelastisan
suatu benda.
Untuk memahami
modulus Young ini, kita perlu melakukan sebuah praktikum yang berkaitan dengan
modulus Young. Maka dari itu, dilakukanlah praktikum ini.
Selanjutnya, untuk
melengkapi praktikum tersebut, disusunlah laporan praktikum ini. Isi dari
laporan ini tak lain adalah tinjauan pustaka yang berisi teori-teori Modulus
Young, tujuan praktikum, hasil-hasil pengamatan dan pembahasan hal-hal yang telah
terjadi dalam praktikum.
 Tujuan lain dari laporan ini adalah memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah fisika dasar.


1.2 TUJUAN
 Tujuan dari perconbaan ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan modulus Young suatu bahan
2. Menyelesaikan soal-soal sehubungan dengan penerapan Modulus Young.






BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA


1.    Keelastisan
Sifat elastis atau elastisitas adalah
kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar
yang diberikan kepada benda itu dihilangkan.
Sifat
elastisitas suatu bahan biasa dinyatakan dalam hubungan antara besaran-besaran
tegangan dan regangan. Sedangkan benda yang tidak
elastis adalah benda yang tidak kembali ke bentuk awalnya saat gaya dilepaskan.
Misalnya
jika kita menggunakan alat pegas untuk melatih otot, ketika kita menarik alat
tersebut maka alat tersebut akan meregang bertambah panjang. Kemudian ketika
kita melepaskan alat tersebut, alat tersebut akan kembali ke panjang semula.
Itu artinya alat tersebut memiliki sifat elastis.
Lain
halnnya ketika kita menekan tanah liat. Tanah liat tidak akan kembalin ke
ukuran semula. Itu artinya tanah liat tidak memiliki sifat elastis.

2.  Tegangan
Tegangandidefinisikan sebagai perbandingan gaya tarik atau tekan yang dialami benda (F)
dengan luas penampang penampang benda (A). Tegangan dapat dikatakan pula sebagai
gaya per satuan luas. Tegangan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tegangan merupakan sebuah besaran skalar
dan memiliki satuan N/m² atau Pascal (Pa).
Ada tiga jenis tegangan yang dikenal,
yaitu tegangan tarik, tegangan tekan dan tegangan geser. Pada tegangan tekan,
kedua ujung benda akan mendapatkan gaya yang sama besar dan berlawanan arah.
Tapi, walau pemberian gaya dilakukan di ujung-ujung benda, seluruh benda akan
mengalami peregangan karena tegangan yang diberikan tersebut.
Berbeda halnya dengan tegangan tarik,
tegangan tekan berlawanan langsung dengan tegangan tarik. Materi yang diberi
gaya bukannya ditarik, melainkan ditekan sehingga gaya-gaya akan bekerja di
dalam benda, contohnya sepeti tiang-tiang pada kuil Yunani.

Tegangan yang ketiga adalah tegangan
geser. Benda yang mengalami tegangan geser memiliki gaya-gaya yang sama dan
berlawanan arah yang diberikan melintasi sisi-sisi yuang berlawanan. Misalkan
sebuah buku atau batu-bata terpasang kuat dipermukaan. Meja memberikan gaya
yang sama dan berlawanan arah sepanjang permukaan bawah. Walau dimensi benda
tidak banyak berubah, bentuk benda berubah.
Bila ketiga tegangan tersebut diberikan
terlalu besar, melebihi kekuatan benda, maka benda tersebut akan patah.

3.  Regangan
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang ∆L dengan panjang awalnya L. Atau perbandingan
perubahan panjang dengan panjang awal. Regangan dapat dirumuskan sebagai
berikut :

Karena pertambahan panjang ∆L dan
panjang awal L adalah besaran yang sama, maka regangan tidak memiliki satuan
atau dimensi.

4.  Hukum Hooke
Hukum Hooke berbunyi,“Jika gaya tarik tidak melampui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang
pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya”. Pernyataan ini dikemukakan
oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan membangun kembali
gedung-gedung di London yang mengalami kebakaran pada tahun 1666. Oleh karena
itu, pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Hooke. Hukum Hooke dapat dirumuskan
sebagai berikut :
F merupakan gaya tarik yang bekerja pada benda. k  adalah tetapan
umum yang berlaku untuk benda elastis jika diberi gaya yang tidak melampui
titik batas hukum Hooke. ∆x merupakan perubahan panjang benda.


BAB III 
METODE PERCOBAAN

3.1 ALAT
·      Perangkat baca skala utama dan nonius
·      Mistar
·      Kertas
-. milimeter blok
·      Penyangga

3.2 BAHAN
·    Seutas kawat panjang
·    Beban 0,5 kg sebanyak 6 buah
.  Beban tetap

3.3 PROSEDUR
1.       Rangkai alat dan bahan 
2.       Amati dan catat skala nonius yang terukur.
3.       Simpan sebuah beban pada kawat sebelah kiri dan kawat sebelah kanan dengan beban tetap
4.       Amati dan catat skala nonius yang terukur.
5.       Tambahkan sebuah beban lagi.
6.       Amati dan catat skala nonius yang terukur.
7.       Ulangi langkah yang sama untuk penambahan beban berikutnya, hingga total beban 1kg.
8.       Amati dan catat kembali skala nonius yang terukur saat total beban 1kg.
9.       Ambilsatu beban, amati dan catat skala nonius yang terukur pada pengurangan beban tersebut.
10.   Ulangilangkah yang sama hingga tidak ada lagi beban.


DAFTAR
PUSTAKA


S.,Yohannes dkk. 2009. Buku Sakti. Yogyakarta: Kendi Mas Media.

Zaida.Drs., M.Si. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. FTIP. UniversitasPadjadjaran.

Giancoly,Douglas. 2001. Fisika. Jakarta:Erlangga.

Kanginan, Martheen. 2004. Fisika SMA 2A. Jakarta:Erlangga.


Ghozian,Islam Karami. 2009. available at http://kucinggeje.co.cc/ (accesed: 15/10/2010
[3:56 am])

Lukman,Santoso. 2009. available at http://mahasiswasibuk.co.cc/ (accesed: 15/10/2010
[4:06 am])

Tidak ada komentar:

Posting Komentar